04 November 2010

mereka sebut kau 'teman'

mempunyai teman merupakan sebuah anugerah terindah yang bisa dimiliki manusia
dimana ketika tawa dapat bergulir lebih indah
dan ketika tangis dapat terbagi lebih nyaman

mempunyai teman merupakan hal paling membahagiakan yang tak bosan untuk diceritakan
merasakan ada orang yang peduli dan menyayangi
merasakan ada orang yang mau berbagi tanpa perhitungan untung rugi

hmm, indahnya memang ketika banyak canda yang terbagi
tapi mungkin memang banyak pula hal merepotkan terjadi

aku tidak pernah merasa ada yang hilang
aku tidak pernah merasa ada yang berkurang
ketika segulir tawa yang kupunya kau ambil
ketika selembar harta yang kupunya kubagi
dan ketika setetes peluh jatuh untuk bisa mengurangi beban di hati

karena itu memberikan kebahagiaan untukmu dan untukku yang tak dapat dibandingkan dengan apapun

bahkan ketika kau mengambilnya saat aku terjatuh
ketika hanya itu satu-satunya harta yang kumilik
idan hanya itu kekuatan yang kupunya
aku tidak pernah merasakan kehilangan bahuku, air mataku, untuk menangis bersamamu

justru aku sedih ketika aku tidak berhasil membagi tawaku
tidak berhasil membuatmu membuka mulutmu untuk berbagi cerita denganku

yah, mungkin mempunyai teman kadang bukan hal yang bisa membuatmu merasa dimengerti
dan aku mencoba mengerti itu

teman, aku menjadikanmu teman, memanggilmu teman, karena kau yang terindah dari semua yang kumiliki
percayalah, kau lebih indah dari sebuah kata yang orang lain katakan sebagai 'teman'

31 Agustus 2010

Video "Jagoan"

please watch us on http://www.youtube.com/watch?v=BBVCqL6qT-Q

Storyline Jagoan

Dikisahkan di suatu masa, ada tiga orang anak muda yang memiliki kekuatan ajaib. Angel dan Juki memiliki kemampuan untuk menghilang, sedangkan Ocha memiliki kekuatan untuk mengambil barang dari jarak jauh.

Suatu hari, Angel yang memiliki kamera baru, memamerkan kameranya pada teman-temannya, dan mengajak teman-temannya untuk berfoto bersama,tetapi mereka melupakan satu teman mereka, yaitu Veby. Veby melihat ketiga temannya berfoto dan menjadi iri. Veby kemudian memanggil jin peliharannya, yaitu Billy. Veby menugaskan Billy untuk mengambil kamera milik Angel.
Billy berhasil mengambil kamera Angel, tetapi Angel tidak tinggal diam. Ia meminta bantuan teman-temannya utnuk merebut kembali kameranya. Kejar-kejaran dan pertarungan yang sengitpun terjadi. Angel dan Juki mengejar Billy yang ternyata juga bisa menghilang, sedangkan Ocha selalu tertinggal di belakang karena ia tak bisa menghilang.
Pertarungan antara Juki dan Billy berakhir seri. Tetapi saat akan ditangkap oleh Ocha, Billy menghilang dan hanya meninggalkan bajunya. Billy kabur dan berhasil menyerahkan kamera kepada Veby. Kali ini Angel, Ocha, dan Juki mengetahui siapa dalang dibalik pencurian kamera itu. Sekarang giliran Ocha yang mengeluarkan kekuatannya untuk mengambil kamera dari tangan Veby. Cerita ditutup dengan perdamaian antara Ocha, Veby, Angel, dan Juki. Mereka jadi bersahabat dan berfoto bersama.
Makna cerita kami adalah ingin menonjolkan sisi setia kawan ketika seorang teman sedang kesulitan, yang lain menolong sekuat tenaga. Pesan moral yang lainnya adalah, ketika kita memiliki benda-benda yang bagus atau baru, hendaknya tidak dipamerkan dengan berlebihan, karena bisa jadi tanpa kita sadari, hal itu memacu tindakan kejahatan.

Design Chart and Design Character of Jagoan


VEBY

ANGEL

OCHA

ZULKI

BILLY

CHARACTER CHART

29 Juli 2010

mau dikasih judul apa?

ada kejadian lucu baru lewat beberapa hari yang lalu,
hari biasabiasa aja yang tibatiba menjadi hari yang luar biasa..
dengan latar belakang jadi panitia dokumentasi IICIES, sebuah event internasional, gw dapet kesempatan buat ngeliput pake kamera video (kamera yang suka dibawabawa orang tipi), yang diliput juga ga tanggungtanggung, orang nomer 2 di Indonesia!!
yup bener, Boediono dateng buat membuka acara workshop dengan skala internasional ini (yang anehnya pembukaan berada di hari terakhir workshop)
gw pikir, seperti hari-hari sebelumnya, gw ngeliput Boediono's speech aja, yaa kalo kayak gitu kan kamera statis aja, diam tak bergeming, tinggal serahkan saja tugas itu kepada sang tripod :D
ternyata gw dapet kesempatan buat ngeliput kedatangan Boediono, gw masih santai n biasabiasa aja, pikiran gw hanya 'oke gitu dateng kamera harus record..'
oke, gw siapin kamera di tempat yang strategis sampe akhirnya Boediono dateng (gw sampe terheran-heran,kok ga nelat??)
begitu dateng gw baru inget,
'ya ampun, Boediono kayak apa yaa tampangnya?' ya maklum lah, setelah lulus SMA kan ga pernah ada lagi gambar muka presiden n wapres di depan kelas :D ya seenggaknya di kampus gw ga ada..
buset,mana ngeliput sendirian, soalnya anggota tim yang laen juga udah pada stand by pegang kamera di tempat masingmasing,
'aduh,mau tanya siapa ya?' pandangan gw juga ga bisa lepas dari monitor kamera, gw mo tanya satpam sebelah gw tapi malu abiz, masa gw udah kerenkeren pake jas almamater kampus nanya 'hmm..maaf pak, ee'.. Pak Boediono itu yang mana yaa?'
untung gw bendung rasa penasaran gw itu,
gw cari akal yang rada kreatip dikit,
AHA! kan banyak tu tukang poto yang dari tadi jepratjepret, pasti yang dijepret Boediono dah,
ide cerdik gw untung muncul di saat yang tepat,
tapi kok ga jelas sapa yang dipotret ya, rasarasanya semua orang kena jepretan,
aduh, gw tunggu sambil meratiin 'mana ya yang cocok namanya Boediono n keliatan kayak wapres??'
satu orang lewat, kayaknya bukan..
dua..
tiga..
TARAAA...!!!
eh,ternyata bukan juga..
sampe akhirnya nongol juga, seseorang dengan mengenakan kemeja lengan pendek berwarna putih,
'nah,ini kayaknya pas' pikir gw
dan saat itu juga semua wartawan dari mule tukang poto ampe tukang gotonggotong kamera berlari ke arah gw,
bukan..
bukan mau ngeliput gw,tapi rebutan ngambil gambar Boediono yang emang bakal jalan ke arah gw,
jadilah gw n wartawan lainnya rebutan nyari gambar yang terbaik, karena momen ga bisa diulang,
hal yang paling menyeramkan adalah
paspampres!
mereka bisa saja mendorong para wartawan yang terlalu dekat atau menghalangi jalan wapres,
deg!
satu paspampres ngedeketin gw, sedikit ngelirik gw n anehnya dia lewat gitu aja, padahal gw pewe banget dah posenya, kayaknya dari tatapanya dia ga tega ngeliat gw, udah cewek, kecil, liat kamera aja jinjit garagara tripod di setting tinggi, hahaha
dan gw berhasil ngambil gambar close up Boediono yang sedang berjalan, benarbenar mulus, dan gw benarbenar merasa legaaaa, baru menyadari bahwa suatu beban mental yang berat ketika tau mendapat tugas untuk meliput kedatangan wapres, ya karena tadi itu, momen ga bisa diulang..
Boediono duduk sejenak di dalam sebuah ruangan yang digunakan sebagai ruang tamu,
kita semua hanya bisa menunggu beliau keluar untuk membuka acara,
di saat itu, ada salah seorang teman dari tim dokumentasi juga yang tibatiba utukutuk datang mendekati 'eh cha, lo tau ga apa yang ada di dalem tas 2 orang paspampres itu?' dia hanya menunjuk dengan arah lirikan matanya ke 2 orang paspampres yang mengenakan warna baju yang berbeda dari yang lainnya..
'apaan??piring???' gw jawab sekenanya ngeliat dari bentuk tas yang gede, cukup lah buat naroh piring :D
'itu ******* (menyebutkan salah satu jenis senjata yang bisa menembak, soalnya gw juga lupa namanya apa) tauk!'
'what?' gw rada kaget, ga percaya sekaligus bingung, kalo itu emang senjata gimana cara makenya?? ribet amat kalo mereka kudu ngebuka tasnya dulu baru bisa nembak, keburu ditembak lawan dah..
sampe akhirnya gw liat di ujung tasnya ada sesuatu yang nongol, yang setelah gw peratiin dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya adalah ujung senjata yang bisa menembak yang gw lupa namanya tadi..
astajim, gw langsung bergidik ngeri, inget sama berita di buser dansebangsanya soal peluru nyasar, imajinasi gw udah kemanamana..
untung imajinasi gw cepat teralihkan dengan konsentrasi menunggu wapres keluar ruangan, karena kalau telat sebentar saja (lagilagi) momen tersebut tidak dapat diulang, tidak seperti katakata ini yang dapat diulangulang :D
nggak lama, paspampres yang berdiri di dekat pintu membuka pintu, kamera langsung gw pencet record, ehh ternyata bukan wapres yang keluar, yaelahh..
gitu kedua kalinya baru wapres beneran yang keluar, buruburu gw record lagi n menyorot sang wapres hingga tak tampak lagi batang hidungnya..
suasana langsung sepi, orangorang yang bertebaran tadi ikut menghilang bersama Boediono, tinggal gw yang udah kelar tugasnya, dilanjutin sama anggota tim lainnya yang udah stand by di dalem function hall, tempat Boediono akan berbicara n membuka acara..
fiuh, rasarasanya begitu mendebarkan sekaligus melegakan, ga seperti kisah satu orang anggota tim lainnya yang sempat didorong oleh salah satu paspampres (faktor gender ni kayaknya, cowok sih)
gw bingung sekaligus bersyukur karena ga ada yang dorongdorong gw, padahal (masih) dalam imajinasi gw, gw bakal terdorongdorong dan terseokseok buat ngeliput Boediono lewat doang..
ternyata masih ada masalah lagi, gw baru nyadar kalo gw ga bisa nyopot kamera dari tripod!! berhubung tripod di setting sangat tinggi, untuk menurunkan tripod biar bisa jadi lebih rendah juga ga bisa dilakukan seorang diri, di atas tripod kan ada kamera n tripodnya yang ukuran jumbo n berat..
ya sudah, sampe di situ lah akhir cerita gw..gw bingung minta tolong sapa, gw sms anggota tim yang lain percuma karena selama ngeliput wapres ga boleh make hape sembarangan..
gw pun menunggu dalam ketidakpastian, bengong memandangi hape gw..
tapi di luar itu semua, ternyata gw dapet bonus ya yang lumayan lah, bisa bikin bangga dikit, dikit..
besoknya gw liat muka gw terpampang di kompas, sayangnya hanya setengah dengan tampang melongo melihat ke arah monitor kamera dan itu adalah background foto kedatangan Boediono yang ga sengaja terabadikan di salah satu kamera wartawan kompas, sungguh malang..

16 Juni 2010

Earthsick-Cinematography Final Project

video dapat dilihat di
http://www.youtube.com/watch?v=Al9QbhfpUp0

Earthsick-Cinematography Final Project

Storyboard of Earthsick

Character Design of Earthsick

Storyline of Earthsick

Iklan ini menggambarkan tentang penggunaan plastik di dunia. Banyaknya penggunaan plastic dapat merusak lingkungan akibat sampah yang ditimbulkan karena plastik tidak dapat tercerna cepat oleh bumi. Diggambarkan dengan seorang kebiasaan sehari-hari seorang wanita yang suka belanja menggunakan “plastic bag”. Belanjaannya yang banyak dan menjadi rutinitasnya ini lama-kelamaan akan membuat timbunan sampah plastic disekitarnya. Hingga akhirnya suatu saat nanti ia akan terjerat oleh plastik-plastik yang selama ini ia gunakan. Pesan yang ingin disampaikan adalah menyadarkan setiap penikmat iklan ini agar mengurangi penggunaan plastic karena tahu dampak yang ditimbulkan untuk waktu yang akan datang

Script of Earthsick

Scene 1
proudly present
Scene 2
Judul iklan : Earthsick
Scene 3
Medium Shot, Eye Level View
Fade in Veby bangun tidur dengan malas karena masih mengantuk dan mulai membuka mata
Let’s see our habit
Scene 4
Medium Shot, High Angle View
Veby mengucek mata
Have you known?
Scene 5
Medium Shot, High Angle View
Veby meregangkan badan
Scene 6
Medium Shot, High Angle View
Veby bangun darit tidur
Every morning we wake up
Scene 7
Medium Shot, Low Angle View
Veby bangun, duduk, kamera till up. Veby duduk di tepi tempat tidur
Scene 8
Medium Shot, Eye Level View
Veby duduk di tepi tempat tidur
Scene 9
Medium Shot, Eye Level View
Veby mengambil tas, menelpon, dan jalan-jalan untuk berbelanja
And do our activity
Scene 10
Medium Shot, Eye Level View
Veby berbelanja dan menggunakan 2 kantong plastik
Scene 11
Medium Shot, Eye Level View
Veby jalan-jalan lagi dan belanja menggunakan 1 kantong plastik lagi
More…
Scene 12
Medium Shot, Eye Level View
Veby belanja menggunakan 1 kantong plastik lagi
And more…
Scene 13
Medium Shot, Eye Level View
Veby selesai berbelanja, mematikan hand phonenya, dan menaruh semua barang belanjaannya
Just for our ego
Scene 14
Medium Shot, Eye Level View
Malam harinya Veby lelah dan mengantuk
Untill one day
Scene 15
Medium Shot, High Angle View
Banyak sampah plastik di sekitar Veby da Veby tidur diantaranya
There are too many plastic bag everywhere
Scene 16
Medium Shot, High Angle View
Veby susah untuk bernapas karena banyak sampah plastik disekitarnya
That will take your breath down
Scene 17
Do you care about your earth?

08 Juni 2010

Komik 2B






















Pembagian Tugas
Gambar komik oleh Clara Alverina, Angelia Stephanie, Robertus Bellarminus, Veby Lucyana, Maria Rosa Mystica, Zulkifli Ananda
Pewarnaan oleh Angelia Stephanie, Robertus Bellarminus, Veby Lucyana
Balon teks oleh Clara Alverina, Maria Rosa Mystica
Script oleh Angelia Stephanie, Maria Rosa Mystica
Storyline oleh Veby Lucyana, Maria Rosa Mystica
Character Design dan Character Chart oleh Clara Alverina, Angelia Stephanie, Robertus Bellarminus, Veby Lucyana, Maria Rosa Mystica, Zulkifli Ananda

Alamat Blog
Clara Alverina http://kuraramceri.blogspot.com/
Angelia Stephanie http://duniamilikangel.blogspot.com/ http://oktaman-komik.blogspot.com/
Robertus Bellarminus http://billydjokosetio.blogspot.com/
Veby Lucyana http://veby-segare.blogspot.com/
Zulkifli Ananda http://dizzypeople.blogspot.com/

Character Chart 2B

Character Design 2B






Script 2B

Manusia Pohon

Panel 1
Extreme Long Shot – Eye Level View
Ocha, Angel, Veby, dan Clara bermain tali di taman, sedangkan Billy jongkok di sudut taman dengan wajah malas.

Panel 2
Medium Shot – Eye Level View
Billy mendengar suara dari pohon.

Panel 3
Long Shot – Eye Level View
Billy menunjuk ke arah pohon. Billy : “Ihhh ada pohon mirip orang”

Panel 4
Medium Shot – Eye Level View
Juki marah “ Enak aja dibilang pohon”

Panel 5
Medium Shot – Eye Level View
Billy bingung dan bertanya ke Juki “Emang kamu siapa sih?”

Panel 6
Medium Shot – Eye Level View
Juki lupa dan mencoba mengingat-ingat “Hmm.. siapa yah? Aku lupa”, “Oh.. Juki..”

Panel 7
Medium Shot - Eye Level View
Billy masih penasaran dan bertanya lagi “Emang rumah kamu dimana?”
Juki benar-benar lupa ingatan “Hmm.. aku lupa”
Billy akhirnya mengajak Juki bermain bersama “Ya udah, main bareng sama kita yuk”

Panel 8
Long Shot, Eye Level View
Billy memperkenalkan Juki ke Ocha, Veby, Angel, dan Clara “Temen-temen, kenalin ini Juki”
Ocha, Veby, Angel, dan Clara menyapa Juki “Haiii Juki..”
Juki membalas sapaan mereka “Haii..”

Penemu Benua Amerika

Panel 1
Medium Shot – Eye Level View
Setting : ruang kelas
Ibu guru sedang mengajar di kelas, sambil berkata “Ocha, tolong tunjukkan benua Amerika di peta”

Panel 2
Extreme close Up – Eye Level View
Peta Amerika yang sedang ditunjuk Ocha.
Ocha : “ini”

Panel 3
Close Up – Eye Level View
Ibu guru : “ iya, betul.”, “Nah, sekarang siapa penemu benua Amerika?”

Panel 4
Extreme Long Shot – Eye Level View
Angel, Clara dan Veby yang sedang duduk di kelas menjawab “Ocha!!!”
Billy tidur di atas meja.

Es Krim

Panel1
Setting : Taman Bermain
Extreme Long Shot - Eye Level View
Tampak bagian belakang Clara yang melihat tukang es krim dan gerobak.
Tukang es Krim : “ES KRIMMMM…!!”
Dalam hati Clara berkata : “asikk….es krim..”

Panel 2
Long Shot- Eye Level View
Veby menghampiri tukang es krim
Veby : “Bang, beli satu”

Panel 3
Close up - Eye Level View
Clara melihat dengan tatapan berbinar-binar.
Dalam hati Clara berkata : “Wahhh..”

Panel 4
Close up - High Angle View
Tampak tangan Clara yang memegang yang yang tinggal 200 perak.
Dalam hati Clara berkata : “Yah, uangnya tinggal segini”

Panel 5
Extreme Long Shot – Eye Level View
Clara memanggil Juki dan meminta tolong Juki untuk mengambil es krim Veby
Clara : “Juki, ambilin es krim Veby donk!”
Juki : “Oke”

Panel 6
Close Up – Eye Level View
Clara memandang dengan mata berbinar-binar “Assyiiik”

Panel 7
Close Up – Eye Level View
Juki memandang dengan mata nakal sambil menjulurkan lidah.

Panel 8
Medium Shot – Eye Level View
Juki mengambil es krim Clara

Panel 9
Medium Shot – Eye Level View
Juki memakan es krim Veby

Panel 10
Medium shot – Eye Level View
Veby memandang dengan wajah murung

Panel 11
Medium Shot – Eye Level View
Clara menatap dengan marah

Panel 12
Extreme Long shot – Eye Level View
Juki tetap memakan es krim Veby, sedangkan Veby dan Clara menangis.

Kasihan Batunya

Panel 1
Setting : Taman bermain
Extreme Long Shot – EyeLevel View
Terlihat gerobak penjual balon. Juki dan Billy sedang bermain kelereng. Veby sedang berjalan dengan membawa sebuah balon terbang sambil bernyanyi.. “La..la..la..”

Panel 2
Medium Shot- Eye Level View
Veby sedang berjalan.
Extreme Close Up – Eye Level View
Kaki Veby terantuk batu.

Panel 3
Medium Shot – Eye Level View
Veby menangis “Huhuhu..”

Panel 4
Close Up – Eye Level View
Billy berdiri dan berkata “Duh, kasian..”

Panel 5
Long Shot - Eye Level View
Veby yang terjatuh berkata : “Iya nih sakit..”

Panel 6
Extreme Long Shot – Eye Level View
Billy memegang batu dan berkata “Batunya ga kenapa-kenapa kan?
Veby semakin sedih dan menangis dengan kencang.

Tebak-tebakan

Panel 1
Setting : Taman Bermain
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki sedang duduk di atas pohon.
Juki : “Orang apa yang kakinya empat? Coba tebak..”

Panel 2
Medium Shot - Eye Level View
Angel menjawab : “Orang lumpuh”
Ada balon kata Juki yang berkata “Salah!”

Panel 3
Medium Shot – Eye Level View
Veby menjawab sambil memgang boneka kodok : “Orang aneh!!”
Ada balon kata Juki yang berkata, “Salah!”

Panel 4
Medium Shot – Eye Level View
Ocha berkata : “Emang orang apa sich?”

Panel 5
Medium Shot – Eye Level view
Juki ada di atas pohon sambil berkata : “Orang bilang kucing, kuda, anjing”
Ada balon kata seperti berasal dari Veby, Angel, dan Ocha yang berkata “YEEE..”

Clara dan Jebakan

Panel 1
Setting: Taman Bermain
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki memegang pacul sambil berkata “Nah, akhirnya lubang jebakannya selesai juga”
Billy yang bersembunyi di balik pohon berbisik memanggil Juki, “Woy, ayo cepet ngumpet!”

Panel 2
Extreme Long shot – Eye Level View
Angel, Veby, Ocha berjalan menuju lubang. Juki dan Billy rebut sendiri di balik pohon.
Juki : ”Yes..yes.. sebentar lagi masuk nih!”
Billy : “Sssttt…diem!”

Panel 3
Extreme Long Shot – Eye Level View
Clara muncul di balik pohon. Sambil berteriak “Kejutann!!” dan membawa lollipop.
Angel, Veby, Ocha, serta Billy dan Juki yang bersembunyi di balik pohon kaget dan berteriak “HAahh?”

Panel 4
Extreme Close Up – Eye Level View
Angel, Ocha, dan Veby mengelilingi lubang jebakan yang di dalamnya ada Clara.
Mereka berkata : “Clara ngapain sih?”
Juki menghampiri lubang jebakan itu sambil berkata “Haha, jatoh ya.. kasian…”

Panel 5
Close Up – Eye Level View
Clara di dalam lubang sambil memasang tampang cemberut dan mengangkat lolipopnya.
Clara : “Hu uh, aku kan cuma mau nawarin lollipop”

Panel 6
Long Shot – Eye Level View
Angel, Ocha, dan Veby memegang lollipop dari Ocha. Juki hanya terlihat tangannya saja.
Angel : “Wah asik, makasih ya Clara…”
Juki : “Makasih ya Clara”

Panel 7
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki, Ocha, Veby meninggalkan Clara sambil memakan lollipop.
Angel menghampiri Billy sambil berkata “ Bil, ngapain di balik pohon? Clara punya lollipop loh.”

Panel 8
Extreme Long Shot – Eye Level View
Billy menghampiri Clara sambil berkata “Asik! Clara, minta yah lolipopnya..”

Panel 9
Extreme Long Shot – Eye Level View
Billy mengambil lollipop dari Clara dan pergi emninggalkan Clara.
Clara menangis dan berkata “Ga ada yang bantuin keluar, lolipopnya juga diabisin”

Oh… Kucing…

Panel 1
Extreme Long Shot – High Angle View
Angel, Clara, Veby, dan Ocha sedang bermain di depan rumah Clara.

Panel 2
Medium Shot – Eye Level View
Billy memanggil Juki sambil berkata “Juki, sini deh”

Panel 3
Full Shot – Eye Level View
Juki berbisik pada Juki, “Kita ngintip yuk..”

Panel 4
Long Shot – Eye Level View
Billy dan Juki sedang mengintip di balik pagar.

Panel 5
Extreme Close Up – High Angle Level
Juki menginjak ranting.

Panel 6 dan Panel 7
Close Up – Eye Level View
Billy dan Juki kaget, sambil berteriak “HAAHH?”

Panel 8
Medium Shot – Eye Level View
Veby melirik dan menunjuk, “Suara apa itu?”

Panel 9
Medium Shot – Eye Level View
Billy menirukan suara kucing dengan berkata “Kuciing..”

Panel 10
Long Shot – Eye Level View
Ada balon teks yang mengatakan “OHH..KUCINGG…”
Billy dan Juki menunjukkan ekspresi lega.

Bisa Naik Sepeda Nggak?

Panel 1
Extreme Long Shot – Eye level View
Juki datang naik sepeda dan melewati Ocha dan Veby

Panel 2
Extreme Long Shot – Eye level View
Juki berbalik arah dan kembali melewati Ocha dan Veby
Juki : “Woiii..udah pernah naek sepeda belum?”
Ocha : “Ihh aneh banget sih..”

Panel 3
Extreme long Shot – Eye Level View
Juki kembali berbalik arah dan tetap berkata “Woiii..udah pernah naek sepeda belum?”

Panel 4
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki menaiki sepedanya, sampai menabrak kayu, Juki terbang.

Panel 5
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki jatuh dan tengkurap di tanah, Ocha dan Veby menunjuk Juki sambil tertawa terbahak bahak.

Panel 6
Extreme Long Shot – Eye Level View
Juki berjalan dengan langkah gontai. Angel dan Ocha melihat ke arah Juki.
Juki : “Padahal Juki cuma mau tanya remnya di sebelah mana?”

Tebak-tebakan Lagi

Panel 1
Ocha mencoba member tebak-tebakan yang pernah di kasih Juki sebelumnya “Hayo tebak, orang apa yang kakinya empat?”

Panel 2
Clara yang tidak tahu menjawab “Ya ga ada lah orang yang kakinya empat”

Panel 3
Angel bingung karena melihat kaki Juki yang ada empat “Tapi ini kaki Juki ada empat”
Juki tersenyum-senyum senang “Hehehe.. Kakiku ada empat”

Panel 4
Billy tidak mau kalah dan memamerkan tangannya yang ternyata ada empat “Eh Juki, tangan aku juga ada empat”
Juki bingung “ Kok bisa Bill? Ini kan cuma kaki palsu. Aneh kamu!"

Petak Umpet

Panel 1
Long Shot – Eye Level View
Juki mengajak Clara bermain petak umpet “Clara, main petak umpet yuk..”
Clara pun bersedia “ Ayoo, aku yang jaga yah”

Panel 2
Medium Shot – Eye Level View
Clara mulai memejamkan mata dan mau menghitung “Aku itung yah, kamu ngumpet”

Panel 3
Long Shot – Eye Level View
Juki mulai mencari tempat untuk bersembunyi “Aku mau ngumpet ahh..”

Panel 4
Long Shot – Eye Level View
Clara mulai mencari Juki “ Udah belum? Aku cari yah”

Panel 5
Long Shot – Eye Level View
Clara menebak tempat persembunyian Juki “Ah Juki, kamu ngumpet di balik pohon yah?”

Panel 6
Long Shot – Eye Level View
Juki keluar dari tempat persembunyiannya “Salah, aku ngumpet di dalem botol”
Clara bingung “ Ah, Juki curang! Kok bisa sih ngumpet di dalem botol?”

Juki Pulang

Panel 1
Extreme Long Shot – Eye Level View
Clara , Ocha, Billy, Veby, Juki, Angel sedang berjalan-jalan, tiba- tiba Angel melihat selebaran yang ditempel di dinding. Selebaran itu merupakan foto kecil Juki.
Ocha : “Ini kayanya foto kamu deh Juki..”

Panel 2
Close Up – Eye Level View
Selebaran yang bertuliskan Wanted serta foto masa kecil Juki dan sebuah alamat “ Pademangan1, blok TJ/9”

Panel 3
Medium shot – Eye Level View
Juki memasang wajah serius.
Juki : “Ya ampun, itu kan alamat rumah baruku”

Panel 4
Medium Shot – eye Level View
Ocha kebingungan
Clara : “Ya elah, itukan sebelah rumah aku..”
Veby : “Capek deh..”
Billy memasang tampang marah
Angel memasang tampang kesal

Panel 5
Extreme Shot – Eye Level View
Angel dan Ocha memegang tangan Juki. Sedangkan yang lainnya berdiri di belakang mereka.
Angel : “Ya udah kita anterin Juki aja..”

Panel 6
Juki tiba di depan rumah, dan melambaikan tangan pada teman-temannya.
“Daaaaa Juki….”

Storyline 2B

Angel, Ocha, Veby, Clara dan Billy adalah 5 orang anak kecil yang bersahabat. Mereka masih duduk di bangku SD, di kelas 2B. Saat libur panjang sekolah, mereka semua pergi bermain untuk merayakan kebebasan mereka. Ketika mereka bermain di lapangan, mereka terkejut bertemu dengan Juki, yang tidak memakai pakaian seperti yang mereka pakai, melainkan hanya menggunakan beberapa helai daun. Ternyata, Juki tersesat dan lupa ingatan. Juki berasal dari suku Dayak, ia terpisah dengan keluarganya dalam perjalanan menuju rumah baru mereka, dan Juki tidak ingat alamat rumah barunya. Juki akhirnya bergabung dengan anak-anak itu. Selama libur panjang itu, mereka selalu bermain bersama, sampai akhirnya mereka menemukan dimana rumah baru Juki.

19 April 2010

Script Jaka&Joko

Halaman 1
Panel 1

Medium Shot, Eye Level View

Gambar judul komik, Jaka dan Joko.
Panel 2
Long Shot, High Angle View

Kali Code dan beberapa rumah di pinggirannya dilihat dari atas jembatan.
Panel 3
Long Shot, High Angle View

Kamar Jaka yang kebanjiran. Tampak pintu dan lemari yang terendam banjir. Sendal dan gitar Jaka yang terapung di atas air banjir. Tampak kaki Jaka yang masih tertidur di atas kasurnya dengan seprai yang berantakan.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Jaka masih tidur nyenyak dengan mulut terbuka.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Jaka tetap tidur dengan mulut menghembuskan nafas.
Panel 6
Close Up, Eye Level View

Jam weker Jaka yang berbentuk seruling berbunyi dengan suara lagu instrumen musik Sunda. Waktu menunjukan pukul 06.00.
Panel 7
Long Shot, High Angle View

Jaka tetap tertidur walau jam weker berbunyi. Tampak tempat tidur Jaka yang berantakan dengan posisi tidurnya yang sama, tidak bergeming. Jam Weker berada di bagian atas tempat tidurnya. Tampak gitar yang mengapung di sebelah tempat tidurnya dan guling yang hampir terjatuh dari tempat tidur.

Halaman 2
Panel 1
Close Up, High Angle View

Jaka mulai membuka matanya perlahan dan belum sadar.
Panel 2
Medium Shot, High Angle View

Tangan kanan Jaka menarik bantal di bawah kepalanya.
Panel 3
Medium Shot, High Angle View

Jaka menaruh bantal menutupi wajahnya, berusaha meredam suara dari jam weker untuk kembali tidur.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Jam weker Jaka bertambah kesal karena waktu telah menunjukan pukul 06.06 dan Jaka belum bangun juga. Jam weker mulai mengeluarkan lagu dengan volume yang lebih keras dan membuat berisik.
Panel 5
Close Up, High Angle View

Jaka mulai geram dan mengeluarkan kepala dari balik bantalnya.
Panel 6
Long Shot, Eye Level View

Jaka bangun dan duduk di tepi tempat tidur dengan mata masih mengantuk, ia belum sadar bahwa banjir telah masuk ke kamarnya.
Panel 7
Close Up, High Angle View

Jaka berdiri dan kakinya terkena air banjir. Air banjir pun muncrat terkena kakinya.
Panel 8
Close Up, Eye Level View

Wajah Jaka basah terkena cipratan air banjir yang disebabkan oleh kakinya sendiri. Jaka segera sadar dan terkejut.
Panel 9
Long Shot, High Angle View

Jaka melihat kamarnya digenangi air banjir. Sandal dan gitarnya mengapung di atas air banjir.

Halaman 3
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak pintu kamar kos Jaka di bagian kanan dan kamar Joko di sebelah kiri. Di tengahnya terdapat jendela dan bangku panjang dari bambu yang biasa digunakan untuk mengobrol.
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka sedang membuka pintu kamar kosnya.
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka mengetuk pintu kamar Joko.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka mengetuk kamar Joko dengan lebih keras karena Joko tak kunjung membukakan pintu kamarnya.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Tampak kedua tangan Jaka mulai menggedor-gedor pintu kamar Joko dengan tidak sabar.
Panel 6
Medium Shot, Eye Level View

Karena Joko tak kunjung membukakan pintu, maka Jaka mulai mencoba mendobrak kamar Joko.
Panel 7
Medium Shot, Eye Level View

Pintu kamar belum terbuka. Jaka mencoba mendobrak lebih keras.
Panel 8
Medium Shot, Eye Level View

Pintu akhirnya terbuka.
Panel 9
Long Shot, Eye Level View

Tampak Joko masih tertidur pulas lengkap dengan suara ngoroknya.
Jaka : “Dasar kebo!”

Halaman 4
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak tangan Jaka menggoyang-goyangkan lengan Joko, mencoba membangunkan Joko yang masih tertidur pulas.
Jaka : “Jok..Jok..Joko..bangun Jok.”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang tak bergeming walau sudah dibangunkan oleh Jaka.
Panel 3
Medium Shot, Eye Level View

Tampak tangan Jaka yang jail mencabut bulu ayam dari kemoceng yang menggantung di lemari Joko.
Panel 4
Medium Shot, High Angle View

Tampak Jaka meggerak-gerakkan bulu ayam yang telah diambilnya di pusar Joko yang tampak diumbar.
Panel 5
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang sedikit berubah karena mulai merasa geli.
Panel 6
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang mulai membuka matanya dengan ekspresi masih mengantuk.
Panel 7
Close Up, Eye Level View

Tampak wajah Joko yang tiba-tiba berubah menjadi sadar. Ternyata Joko hanya berpura-pura tidur, sebenarnya ia sudah terbangun.
Joko : “Iya..iya..ini aku bangun. Tadi kan cuma acting.”
Panel 8
Close Up, Eye Level View

Jaka merasa kesal dan mengatakan bahwa saat ini banjir masuk ke dalam rumah mereka.
Jaka : “Dasar! Rumah kebanjiran masih aja sempet-sempetnya bercanda!”
Panel 9
Close Up, Eye Level View

Joko yang belum sadar bahwa kamarnya telah tergenang air banjir terkejut, namun ia sangat senang karena ini adalah pengalaman pertamanya mengalami kebanjiran.
Joko : “Wah, banjir…”
Panel 10
Long Shot, Eye Level View

Tanpa basa-basi Joko langsung berenang di air banjir tersebut, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bermain air. Jaka kesal karena Joko malah berenang di air banjir, bukan panic atau member masukan atas tindakan apa yang harus segera mereka lakukan.
Jaka : “Err..malah mainan lagi.”

Halaman 5
Panel 1
Close Up, Eye Level View

Tampak Jaka yang mencoba mengalihkan ke topic pembicaraan yang utama.
Jaka : “Ya udah, kalo gitu aku keluar sendiri aja buat nyari tau penyebab banjir!”
Panel 2
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko melepas bajunya yang sudah basah dan kemudian mengikuti Jaka keluar rumah.
Joko : “ Aku ikut!”
Panel 3
Long Shot, Eye Level View

Di depan kos Jaka dan Joko melihat keadaan sekitar. Joko tidak mengenakan baju alias bertelanjang dada, membuat perutnya terlihat sangat besar. Ia juga mengenakan jubah seperti superman.
Panel 4
Long Shot. Eye Level View

Kali Code yang berada tepat di depan rumah Joko meluap. Tampak banyak sampah yang hanyut di kali tersebut.

Halaman 6
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Jaka melihat Joko yang berkostum seperti itu heran, kemudian Joko menjelaskannya.
Jaka : “Ngapain sih pake kostum begituan?”
Joko : ”Oh ini kostum pahlawan pembela kebetulan…eh, kebenaran. Hehehe…”
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Jaka bingung dengan tulisan SB di bagian perut dan jubah Joko.
Jaka : “SB maksudnya apa?”
Joko : “Super Blangkon”
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak Joko cengengesan.
Joko : “Bisa juga jadi Super Big, ngalahin Mr. Big dah.”
Panel 4
Long Shot, High Angle View

Jaka malas mengomentari dan kemudian berlalu. Di kiri jalan terdapat kali yang meluap dengan sampah yang hanyut dalam alirannya.
Jaka : “Ah, apalah itu namanya. Mending sekarang cabut buat liat situasi dan kondisi sekitar.”

Halaman 7
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak bagian bawah jembatan yang tersapat banyak sampah sehingga aliran air menjadi terhambat.
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Tampak bagian wajah Joko yang melihat sampah tersebut dan menemukan sumber dari masalah banjir tersebut.
Joko : “Wah,itu dia penyebabnya. Sampahnya bikin mampet, jadi ga bisa ngalir deh airnya.”
Panel 3
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko bergaya bak pahlawan pembela kebenaran.
Joko : “Joko Sembodo, pembela kebetulan beraksi!”
Panel 4
Long Shot, Eye Level View

Joko malah kembali berenang, ternyata itu hanya alibi agar ia bisa main air lagi. Dari jauh Joko hanya diam menahan emosi.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Jaka hanya berdehem untuk menetralkan semuanya.
Jaka : “Ehm…”

Halaman 8
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Joko duduk sambil masih berada di dalam air banjir.
Joko : “Enak tau Jak. Kenapa ga mau main air juga. Mumpung banjir. Ga setiap hari kan bisa gini. Hehehe…”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak nasi bungkus dengan sisa-sisa makanan yang masih ada hanyut di aliran air banjir.
Jaka : “Air banjir itu penuh kuman tauk! Ada bekas makanan…”
Panel 3
Close Up, High Angle View

Tampak kantong kresek yang berisi sampah rumahan yang hanyut dalam aliran air banjir.
Jaka : “Ada kantong kresek yang isisnya sampah…”
Panel 4
Close Up, High Angle View

Tampak sampah kaleng dan botol yang hanyut dalam aliran air banjir.
Jaka : “Ada sampah-sampah lainnya kayak kaleng bekas dan botol minuman…”
Panel 5
Long Shot, Eye Level View

Tampak WC ala kadarnya yang sering ada di pinggir sungai.
Jaka : “Apalagi di pinggir kali kan suka ada jamban darurat. Itu kan tempat pembuangan…..”
Panel 6
Close Up, High Angle View

Tampak Joko mendadak pusing setelah mendengar penjelasan Jaka.
Panel 7
Long Shot, Eye Level View

Tampak Jaka berusaha mengambil sampah yang ada di bawah jembatan, yang membuat mampetnya aliran air di kali tersebut.

Halaman 9
Panel 1
Close Up, Eye Level View

Tampak peci Jaka jatuh ke air sungai.
Jaka : “E..e..e..peciku!”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak Joko yang masih pusing. Jaka berusaha menyadarkannya.
Jaka : “Jok,tolong ambilin peci aku donk, aku ga bisa berenang. Aduh itu peci satu-satunya dari Abah.”
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak Joko yang mulai sadar setelah bujukan dari Jaka.
Jaka : “Yang tadi mah aku cuma bercanda. Bo’ong atuh!”
Panel 4
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko yang mulai bangkit berdiri dan sekali lagi meyakinkan dirinya sendiri dahulu.
Joko : “Beneran kan Jak yang tadi cuma bo’ong?
Jaka : “Iya,aku cuma iri aja sama kamu yang bisa berenang.
Panel 5
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko mulai beraksi kembali sebagai pahlawan pembela kebenaran.
Joko : “Tunggu, aku dating peci!”
Panel 6
Long Shot, Eye Level View

Tampak Joko yang berenang berusaha meraih peci Jaka, namun ia berenang ke arah yang salah.

Halaman 10
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Jaka memberitahukan letak pecinya kepada Joko.
Jaka : “Kiri Jok..iya ke kiri terus…”
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Peci Jaka masih terapung di air banjir.
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Peci Jaka diambil oleh Joko.
Panel 4
Medium Shot, Eye Level View

Jaka takut kalau peci peninggalan Abahnya itu hanyut bersama banjir.
Joko : “Nih Jak, udah beres semuanya.”
Panel 5
Long Shot, Eye Level View

Jaka kaget karena Joko tidak hanya mengambil pecinya yang terjatuh ke ailran air banjir, namun juga sampah-samoah yang ada di bawah jembatan sudah terangkut semua.
Joko : “Sekalian sama yang lainnya. Tuh liat airnya udah ga mampet lagi kan. Hehehe…”

storyline jaka&joko

Menceritakan tentang persahabatan dua orang bernama Jaka dan Joko. Persahabatan yang bermula saat OSPEK mahasiswa yang biasa dilakukan di tahun pertama kuliah. Setiap mahasiswa harus mengenakan papan nama yang berisi nama mereka masing-masing. Jaka yang berasal dari Bandung akhirnya berkenalan dengan Joko yang tinggal di Yogyakarta. Joko menyadari kalau sebenarnya nama mereka itu sama, memiliki arti yang satu, hanya saja karena latar belakang budaya mereka yang berbeda maka nama mereka bila diucapkan akan terdengar berbeda. Atas penemuan Jaka tersebut maka sejak saat itu Jaka dan Joko tidak dapat dipisahkan. Jaka pun tinggal di rumah Joko sebagai anak kos.
Permasalahan dalam komik ini bermula ketika suatu pagi Jaka mendapati rumah kosnya kebanjiran. Bayangkan saja kota Yogyakarta yang tadinya adem ayem menjadi melempem setelah terkena air banjir. Alhasil, fenomena ini tidak dilewatkan begitu saja oleh Jaka dan Joko. Mereka bergotong-royong membereskan sisa-sisa banjir, mencari tahu penyebab banjir, bahkan Joko tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu dengan berenang di air banjir!
Dengan penyampaian cerita yang santai akhirnya diketahui juga penyebab banjir, yaitu sampah yang sudah menumpuk di Kali Code. Sampah ini membuat aliran air sungai menjadi tehambat dan air hujan yang tertampung pun akhirnya meluap. Dari sini Jaka dan Joko berupaya agar selanjutnya banjir tidak ada dalam agenda tahunan mereka.

character chart jaka&joko

character design jaka&joko


21 Februari 2010

more than words..

masih berbau momen hari kasih sayang
sangat sayang jika hanya dilewatkan begitu saja
tanpa rasa,,tanpa cinta dari, oleh, dan untuk kita. .

rasa sayang itu ga terbatas kepada siapapun. .
setiap orang bebas untuk mencintai dan dicintai. .

momen hari kasih sayang ini mengingatkanku akan kasih seseorang
seseorang dari masa lalu yang mungkin untuk mengingat memori-memori itu saja aku tak bisa
seseorang yang mungkin jarang kita perhatikan atau tidak kita sangka dapat tulus mencintai kita

cerita ini bisa aku ingat karena suatu hari ibu menceritakannya. .

kisah ini tentang seorang tukang becak
ya, memang hanya seorang tukang becak
namun kalian pasti akan kagum pada dirinya. .

namanya Pak Jo
usianya mungkin lebih tua dari bapak
beliau yang mengantar jemput aku ke sekolah saat TK dulu

ketika aku pulang ke rumah dan tidak sengaja bertemu dengan Pak Jo
dia selalu bertanya tentang kabar, sekolahku. .
selalu begitu,
dengan senyum ramah khasnya. .

suatu kali ibu bercerita
kalau ibu naik becak Pak Jo dan aku tidak ada di rumah
Pak Jo selalu menanyakan tentang diriku,
"Mbak Ocha kapan pulang bu?"
selalu itu yang ditanyakan, begitu kata ibu

lalu ibu pun melanjutkan ceritanya,
dulu waktu kamu TK ga ada yang nganter jemput kamu
kamu sekolah sendiri
bapak ibu kerja
berangkat dan pulang sekolah hanya diantar Pak Jo

tau nggak,
kata ibu sambil membenarkan posisi duduknya
dulu kalo Pak Jo mau nganter kamu dia bakal ganti baju
dia ga akan pake kaos yang biasa dia pakai untuk menarik becak
dia akan mengganti pakaiannya itu dengan bajunya yang paling bagus
dia selalu menggunakan kemeja

kemeja? kataku
ya, kemeja.. itu pakaian terbaiknya. .

dengan menggunakan pakaian terbaiknya ia mengayuh becak
tanpa takut kalau-kalau kemejanya itu kotor dan bau terkena keringat
ga hanya itu,
setelah turun dari becak dia akan menggandeng tanganmu menuju sekolah
hmm. .
pernah suatu kali saat hujan deras sampai sekolahmu banjir
tau apa yang dia lakukan?
dengan menggunakan pakaian terbaiknya ia menggendongmu
agar kau tidak basah

aku terdiam,
aku benar-benar ga ingat bagian memori itu
yang aku ingat hanya
dulu, aku sering minta recehan sama Pak Jo buat beli es teh
(tau kan teh diplastikin trus dibekukan, kayak es kenyot gitu dah)
dulu harga es berapa ya?
mungkin seratus rupiah masih ada kembaliannya
saat itu yang aku pikirkan hanya es teh
(berhubung pas TK ga ada uang jajan n ibu ga pernah ngebolehin aku minum es kayak gitu)
aku ga mikir kalo buat dapetin seratus rupiah (saat itu) susah
aku ga mikir Pak Jo nyari duit buat menghidupi keluarganya
ckckck. .Ocha. .Ocha. .(gelenggelengmodeon)
begitu terus setiap hari dan Pak Jo tidak pernah menolak keinginanku
hingga akhirnya ibu pun tahu. .
hehehhe

lamunanku buyar ketika
“mau kemana bu, mbak Ocha? ayo Pak Jo antar.”
ah Pak Jo. .
senyumnya tidak berubah.

dimataku Pak Jo bukanlah seorang tukang becak biasa
seseorang dengan kasih yang tulus, sederhana, dan apa adanya
kasih yang ga pamrih dan mengharap balasan
memberikan yang terbaik dari segala yang dia punya

makasih Pak Jo^^