19 April 2010

Script Jaka&Joko

Halaman 1
Panel 1

Medium Shot, Eye Level View

Gambar judul komik, Jaka dan Joko.
Panel 2
Long Shot, High Angle View

Kali Code dan beberapa rumah di pinggirannya dilihat dari atas jembatan.
Panel 3
Long Shot, High Angle View

Kamar Jaka yang kebanjiran. Tampak pintu dan lemari yang terendam banjir. Sendal dan gitar Jaka yang terapung di atas air banjir. Tampak kaki Jaka yang masih tertidur di atas kasurnya dengan seprai yang berantakan.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Jaka masih tidur nyenyak dengan mulut terbuka.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Jaka tetap tidur dengan mulut menghembuskan nafas.
Panel 6
Close Up, Eye Level View

Jam weker Jaka yang berbentuk seruling berbunyi dengan suara lagu instrumen musik Sunda. Waktu menunjukan pukul 06.00.
Panel 7
Long Shot, High Angle View

Jaka tetap tertidur walau jam weker berbunyi. Tampak tempat tidur Jaka yang berantakan dengan posisi tidurnya yang sama, tidak bergeming. Jam Weker berada di bagian atas tempat tidurnya. Tampak gitar yang mengapung di sebelah tempat tidurnya dan guling yang hampir terjatuh dari tempat tidur.

Halaman 2
Panel 1
Close Up, High Angle View

Jaka mulai membuka matanya perlahan dan belum sadar.
Panel 2
Medium Shot, High Angle View

Tangan kanan Jaka menarik bantal di bawah kepalanya.
Panel 3
Medium Shot, High Angle View

Jaka menaruh bantal menutupi wajahnya, berusaha meredam suara dari jam weker untuk kembali tidur.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Jam weker Jaka bertambah kesal karena waktu telah menunjukan pukul 06.06 dan Jaka belum bangun juga. Jam weker mulai mengeluarkan lagu dengan volume yang lebih keras dan membuat berisik.
Panel 5
Close Up, High Angle View

Jaka mulai geram dan mengeluarkan kepala dari balik bantalnya.
Panel 6
Long Shot, Eye Level View

Jaka bangun dan duduk di tepi tempat tidur dengan mata masih mengantuk, ia belum sadar bahwa banjir telah masuk ke kamarnya.
Panel 7
Close Up, High Angle View

Jaka berdiri dan kakinya terkena air banjir. Air banjir pun muncrat terkena kakinya.
Panel 8
Close Up, Eye Level View

Wajah Jaka basah terkena cipratan air banjir yang disebabkan oleh kakinya sendiri. Jaka segera sadar dan terkejut.
Panel 9
Long Shot, High Angle View

Jaka melihat kamarnya digenangi air banjir. Sandal dan gitarnya mengapung di atas air banjir.

Halaman 3
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak pintu kamar kos Jaka di bagian kanan dan kamar Joko di sebelah kiri. Di tengahnya terdapat jendela dan bangku panjang dari bambu yang biasa digunakan untuk mengobrol.
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka sedang membuka pintu kamar kosnya.
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka mengetuk pintu kamar Joko.
Panel 4
Close Up, Eye Level View

Tampak tangan Jaka mengetuk kamar Joko dengan lebih keras karena Joko tak kunjung membukakan pintu kamarnya.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Tampak kedua tangan Jaka mulai menggedor-gedor pintu kamar Joko dengan tidak sabar.
Panel 6
Medium Shot, Eye Level View

Karena Joko tak kunjung membukakan pintu, maka Jaka mulai mencoba mendobrak kamar Joko.
Panel 7
Medium Shot, Eye Level View

Pintu kamar belum terbuka. Jaka mencoba mendobrak lebih keras.
Panel 8
Medium Shot, Eye Level View

Pintu akhirnya terbuka.
Panel 9
Long Shot, Eye Level View

Tampak Joko masih tertidur pulas lengkap dengan suara ngoroknya.
Jaka : “Dasar kebo!”

Halaman 4
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak tangan Jaka menggoyang-goyangkan lengan Joko, mencoba membangunkan Joko yang masih tertidur pulas.
Jaka : “Jok..Jok..Joko..bangun Jok.”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang tak bergeming walau sudah dibangunkan oleh Jaka.
Panel 3
Medium Shot, Eye Level View

Tampak tangan Jaka yang jail mencabut bulu ayam dari kemoceng yang menggantung di lemari Joko.
Panel 4
Medium Shot, High Angle View

Tampak Jaka meggerak-gerakkan bulu ayam yang telah diambilnya di pusar Joko yang tampak diumbar.
Panel 5
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang sedikit berubah karena mulai merasa geli.
Panel 6
Close Up, High Angle View

Tampak wajah Joko yang mulai membuka matanya dengan ekspresi masih mengantuk.
Panel 7
Close Up, Eye Level View

Tampak wajah Joko yang tiba-tiba berubah menjadi sadar. Ternyata Joko hanya berpura-pura tidur, sebenarnya ia sudah terbangun.
Joko : “Iya..iya..ini aku bangun. Tadi kan cuma acting.”
Panel 8
Close Up, Eye Level View

Jaka merasa kesal dan mengatakan bahwa saat ini banjir masuk ke dalam rumah mereka.
Jaka : “Dasar! Rumah kebanjiran masih aja sempet-sempetnya bercanda!”
Panel 9
Close Up, Eye Level View

Joko yang belum sadar bahwa kamarnya telah tergenang air banjir terkejut, namun ia sangat senang karena ini adalah pengalaman pertamanya mengalami kebanjiran.
Joko : “Wah, banjir…”
Panel 10
Long Shot, Eye Level View

Tanpa basa-basi Joko langsung berenang di air banjir tersebut, ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk bermain air. Jaka kesal karena Joko malah berenang di air banjir, bukan panic atau member masukan atas tindakan apa yang harus segera mereka lakukan.
Jaka : “Err..malah mainan lagi.”

Halaman 5
Panel 1
Close Up, Eye Level View

Tampak Jaka yang mencoba mengalihkan ke topic pembicaraan yang utama.
Jaka : “Ya udah, kalo gitu aku keluar sendiri aja buat nyari tau penyebab banjir!”
Panel 2
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko melepas bajunya yang sudah basah dan kemudian mengikuti Jaka keluar rumah.
Joko : “ Aku ikut!”
Panel 3
Long Shot, Eye Level View

Di depan kos Jaka dan Joko melihat keadaan sekitar. Joko tidak mengenakan baju alias bertelanjang dada, membuat perutnya terlihat sangat besar. Ia juga mengenakan jubah seperti superman.
Panel 4
Long Shot. Eye Level View

Kali Code yang berada tepat di depan rumah Joko meluap. Tampak banyak sampah yang hanyut di kali tersebut.

Halaman 6
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Jaka melihat Joko yang berkostum seperti itu heran, kemudian Joko menjelaskannya.
Jaka : “Ngapain sih pake kostum begituan?”
Joko : ”Oh ini kostum pahlawan pembela kebetulan…eh, kebenaran. Hehehe…”
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Jaka bingung dengan tulisan SB di bagian perut dan jubah Joko.
Jaka : “SB maksudnya apa?”
Joko : “Super Blangkon”
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak Joko cengengesan.
Joko : “Bisa juga jadi Super Big, ngalahin Mr. Big dah.”
Panel 4
Long Shot, High Angle View

Jaka malas mengomentari dan kemudian berlalu. Di kiri jalan terdapat kali yang meluap dengan sampah yang hanyut dalam alirannya.
Jaka : “Ah, apalah itu namanya. Mending sekarang cabut buat liat situasi dan kondisi sekitar.”

Halaman 7
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Tampak bagian bawah jembatan yang tersapat banyak sampah sehingga aliran air menjadi terhambat.
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Tampak bagian wajah Joko yang melihat sampah tersebut dan menemukan sumber dari masalah banjir tersebut.
Joko : “Wah,itu dia penyebabnya. Sampahnya bikin mampet, jadi ga bisa ngalir deh airnya.”
Panel 3
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko bergaya bak pahlawan pembela kebenaran.
Joko : “Joko Sembodo, pembela kebetulan beraksi!”
Panel 4
Long Shot, Eye Level View

Joko malah kembali berenang, ternyata itu hanya alibi agar ia bisa main air lagi. Dari jauh Joko hanya diam menahan emosi.
Panel 5
Close Up, Eye Level View

Jaka hanya berdehem untuk menetralkan semuanya.
Jaka : “Ehm…”

Halaman 8
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Joko duduk sambil masih berada di dalam air banjir.
Joko : “Enak tau Jak. Kenapa ga mau main air juga. Mumpung banjir. Ga setiap hari kan bisa gini. Hehehe…”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak nasi bungkus dengan sisa-sisa makanan yang masih ada hanyut di aliran air banjir.
Jaka : “Air banjir itu penuh kuman tauk! Ada bekas makanan…”
Panel 3
Close Up, High Angle View

Tampak kantong kresek yang berisi sampah rumahan yang hanyut dalam aliran air banjir.
Jaka : “Ada kantong kresek yang isisnya sampah…”
Panel 4
Close Up, High Angle View

Tampak sampah kaleng dan botol yang hanyut dalam aliran air banjir.
Jaka : “Ada sampah-sampah lainnya kayak kaleng bekas dan botol minuman…”
Panel 5
Long Shot, Eye Level View

Tampak WC ala kadarnya yang sering ada di pinggir sungai.
Jaka : “Apalagi di pinggir kali kan suka ada jamban darurat. Itu kan tempat pembuangan…..”
Panel 6
Close Up, High Angle View

Tampak Joko mendadak pusing setelah mendengar penjelasan Jaka.
Panel 7
Long Shot, Eye Level View

Tampak Jaka berusaha mengambil sampah yang ada di bawah jembatan, yang membuat mampetnya aliran air di kali tersebut.

Halaman 9
Panel 1
Close Up, Eye Level View

Tampak peci Jaka jatuh ke air sungai.
Jaka : “E..e..e..peciku!”
Panel 2
Close Up, High Angle View

Tampak Joko yang masih pusing. Jaka berusaha menyadarkannya.
Jaka : “Jok,tolong ambilin peci aku donk, aku ga bisa berenang. Aduh itu peci satu-satunya dari Abah.”
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Tampak Joko yang mulai sadar setelah bujukan dari Jaka.
Jaka : “Yang tadi mah aku cuma bercanda. Bo’ong atuh!”
Panel 4
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko yang mulai bangkit berdiri dan sekali lagi meyakinkan dirinya sendiri dahulu.
Joko : “Beneran kan Jak yang tadi cuma bo’ong?
Jaka : “Iya,aku cuma iri aja sama kamu yang bisa berenang.
Panel 5
Medium Shot, Eye Level View

Tampak Joko mulai beraksi kembali sebagai pahlawan pembela kebenaran.
Joko : “Tunggu, aku dating peci!”
Panel 6
Long Shot, Eye Level View

Tampak Joko yang berenang berusaha meraih peci Jaka, namun ia berenang ke arah yang salah.

Halaman 10
Panel 1
Medium Shot, Eye Level View

Jaka memberitahukan letak pecinya kepada Joko.
Jaka : “Kiri Jok..iya ke kiri terus…”
Panel 2
Close Up, Eye Level View

Peci Jaka masih terapung di air banjir.
Panel 3
Close Up, Eye Level View

Peci Jaka diambil oleh Joko.
Panel 4
Medium Shot, Eye Level View

Jaka takut kalau peci peninggalan Abahnya itu hanyut bersama banjir.
Joko : “Nih Jak, udah beres semuanya.”
Panel 5
Long Shot, Eye Level View

Jaka kaget karena Joko tidak hanya mengambil pecinya yang terjatuh ke ailran air banjir, namun juga sampah-samoah yang ada di bawah jembatan sudah terangkut semua.
Joko : “Sekalian sama yang lainnya. Tuh liat airnya udah ga mampet lagi kan. Hehehe…”

storyline jaka&joko

Menceritakan tentang persahabatan dua orang bernama Jaka dan Joko. Persahabatan yang bermula saat OSPEK mahasiswa yang biasa dilakukan di tahun pertama kuliah. Setiap mahasiswa harus mengenakan papan nama yang berisi nama mereka masing-masing. Jaka yang berasal dari Bandung akhirnya berkenalan dengan Joko yang tinggal di Yogyakarta. Joko menyadari kalau sebenarnya nama mereka itu sama, memiliki arti yang satu, hanya saja karena latar belakang budaya mereka yang berbeda maka nama mereka bila diucapkan akan terdengar berbeda. Atas penemuan Jaka tersebut maka sejak saat itu Jaka dan Joko tidak dapat dipisahkan. Jaka pun tinggal di rumah Joko sebagai anak kos.
Permasalahan dalam komik ini bermula ketika suatu pagi Jaka mendapati rumah kosnya kebanjiran. Bayangkan saja kota Yogyakarta yang tadinya adem ayem menjadi melempem setelah terkena air banjir. Alhasil, fenomena ini tidak dilewatkan begitu saja oleh Jaka dan Joko. Mereka bergotong-royong membereskan sisa-sisa banjir, mencari tahu penyebab banjir, bahkan Joko tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu dengan berenang di air banjir!
Dengan penyampaian cerita yang santai akhirnya diketahui juga penyebab banjir, yaitu sampah yang sudah menumpuk di Kali Code. Sampah ini membuat aliran air sungai menjadi tehambat dan air hujan yang tertampung pun akhirnya meluap. Dari sini Jaka dan Joko berupaya agar selanjutnya banjir tidak ada dalam agenda tahunan mereka.

character chart jaka&joko

character design jaka&joko